Semoga Allah SWT memberi yang terbaik buat Rafli, Danang dan Tita...
Written on 16.14 by Dimas Sugeng Rachmadi
From: Danang Purwanto [mailto:danang@gearindoprakarsa.co.id] Sent: Wednesday, May 27, 2009 1:45 PMTo: 'Dimas Sugeng Rachmadi'; 'Amiruddin'; 'Rina Trisnawati'; 'Citra Widayanti'; 'andri Budi Santoso'; 'Rustam Riyadi'; 'Jupriyatmoko'; 'Nurhasanah'; d.priatma@gearindoprakarsa.co.idSubject: RE: Semoga Allah memberi yang terbaik buat Rafli, Danang, Tita dan keluarga.....
Waalaikum Salam Wr Wb,
Terimakasih untuk sahabat2ku atas support, bantuan dan perhatiannya selama ini, Allah pasti membalas kebaikan kalian. Anak saya sekarang masih di icu, mohon doanya supaya ada mukjijat dari Allah SWT untuk anak saya. Anak adalah titipan Allah, cepat lambat siapapun mahluk Allah SWT pasti akan kembali kepadanya termasuk anak saya. Saya pasrah dan ikhlas menghadapi cobaan ini.
Untuk yang belum pernah lihat anak saya, terlampir foto2 anak saya sewaktu dia masih dirumah.
Terimakasih
Wassalam,
Danang
From: Dimas Sugeng Rachmadi [mailto:dimas@gearindoprakarsa.co.id] Sent: Wednesday, May 27, 2009 10:16 AMTo: danang@gearindoprakarsa.co.id; 'Amiruddin'; 'Rina Trisnawati'; 'Citra Widayanti'; 'andri Budi Santoso'; 'Rustam Riyadi'; 'Jupriyatmoko'; 'Nurhasanah'; d.priatma@gearindoprakarsa.co.idSubject: Semoga Allah memberi yang terbaik buat Rafli, Danang, Tita dan keluarga.....
Assalamualaikum……
Entah ucapan “selamat ya” atau ucapan “yang tabah ya nang”…bibir ini terasa kelu, aliran darah makin kencang dan sekuat tenaga aku mencoba menahan tetesan air mata saat aku mendekati meja kamu yang tidak seberapa jauh dari meja kerjaku. Bagi ku si nang telah mampu menerjemahkan secara sempurna makna seorang anak dan hakikat seorang ayah…memberi dan terus memberi demi seberkas senyum di bibir putra pertamanya yang lahir 3 bulan yang lalu.
Wajah itu tetap bersinar, sibuk menerima telepon dan melakukan aktifitas sebagai engineer . Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa dia memendam suatu kekawatiran yang mendalam. Jika diluar sana beberapa orang sibuk menyelamatkan jiwa para pendaki gunung yang tersesat…bagi ku si nang telah menorehkan sejarah hiroiknya sendiri. Jika Wikipedia menuliskan secara detail teori tentang anak, maka si nang ini telah melakukan praktek kerja yang sesunguhnya, memecahkan barisan rumus dan formula kasih sayang, hukum kekekalan energi ikhlas dan statistical process sabar.
Saat matahari yang bersinar menjalankan tugas kosmiknya menarik satelit agar tetap di porosnya, bintang gemerlapan , dan bumi tempat manusia bersandar takut menerima amanah tugas, amanah kehendak, amanah pengetahuan personal, amanah usaha khusus dari gusti kang murbeng dumadi…sunguh luar biasa makhluk yang bernama manusia, manusia yang mampu mengemban amanah. dan menurut intrepetasiku salah satu amanah yang terbesar adalah anak. Karena kelak segala perbuatan anak kita adalah kontribusi kita…sikap dan perbuatan mereka adalah hasil goresan tinta dari bagaimana kita membesarkanya.
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” (72) sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (73) (Al-Ahzab / 33 : 72-73)
Jika menilik kisah para nabi, Iman kepada Allah SWT dan kecintaan yang luar biasa kepada anak anaknya juga menjadi ujian bagi nabi Ayub . Ujian yang mendatangkan ‘malapetaka’ dalam kehidupan Ayub, sampai ia kehilangan segala miliknya, termasuk meninggalnya kesepuluh anaknya . Selanjutnya, nabi Ayub jatuh sakit yang menyebabkan dia dijauhi oleh semua orang. Bahkan istrinya mencelanya. Para sahabatnya mengunjungi nabi Ayub, namun mereka bukannya memberi penghiburan, malah mereka menyalahkan Ayub . Dalam pergumulannya, Ayub tetap percaya kepada Allah SWT ,dalam kesengsaraannya, Ayub memeriksa batinnya, dan tidak menemukan kesalahan di dalamnya . Nabi Ayub bertanya kepada Allah SWT, namun yang ada hanya keheningan . Dalam kesedihannya, nabi Ayub kemudian berteriak, memberontak, sehingga akhirnya Allah SWT menjawab, bukan dengan penjelasan atau penghiburan, namun dengan pertanyaan kembali “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau memiliki pengertian .” Selanjutnya Allah SWT menjabarkan kebesaran kuasa-Nya dan keadilan-Nya yang telah menciptakan dan mengatur segala alam semesta. Dengan menyesal Ayub mencabut perkataannya dan setelah itu keadaan Ayub dipulihkan. Setelah lulus dari cobaan, Ayub dan istrinya kembali hidup normal. Mereka dikaruniai beberapa anak yang beriman. Salah satu putranya yang bernama Basyar terpilih meneruskan dakwah ayahnya. Dalam Al-Qur'an dua kali disebutkan nama Zulkifli yang diangkat menjadi nabi dan rasul. Itu tidak lain adalah Basyar sendiri. Cobaan beruntun itu rupanya tidak menggoyahkan keimanan Ayub. Ia begitu sabar. Dalam penderitaan itu, Ayub sering mengingat-Nya. Allah Swt. pun akhirnya mengabulkan doa permohonannya untuk kesembuhan.
Segala yang ada pada manusia adalah sementara, seperti bunga, berkembang dalam sesaat lalu layu....
Dari kisah Ayub ini terdapat pengajaran moral yang dapat diambil bahwa ada kalanya manusia menderita tanpa sebab, atau dikenal dengan “the suffering of the just“. Sehingga kematian kesepuluh anak Ayub tersebut bukan menjadi akibat dari dosa Ayub atau istrinya, atau anak-anaknya. Tuhan mengizinkan kemalangan itu terjadi untuk menguji iman Ayub, dan setelah Ayub bertahan dalam iman, dan menyesal dari segala perkataannya ‘mempertanyakan’ keadilan Tuhan, maka Tuhan mengembalikan dan memulihkan keadaan Ayub. Kisah Ayub sendiri menyatakan sifat-sifat keilahian Allah SWT, yaitu, keadilan, ke-Mahakuasa-an-Nya (God’s power and absolute control), kebijaksanaannya, dan juga belas kasihan-Nya yang memperhatikan penderitaan manusia dan kesediaan-Nya untuk mengampuni manusia yang bertobat. Manusia berkewajiban untuk menghindari segala bentuk kejahatan [meskipun dalam keadaan yang paling sulit sekalipun], dan manusia harus tunduk kepada Allah SWT dengan kerendahan hati menerima kehendak Allah, walaupun belum sepenuhnya dapat dimengerti. Dari kisah nabi Ayub ini, kita juga diajarkan untuk memberi perhatian kepada mereka yang lemah, sakit, yatim piatu, dsb.
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang dapat melepas beberapa kerepotan/ikatan, menghilangkan beberapa kesusahan, mendatangkan beberapa hajat, mendapatkan beberapa kesenangan, khusnul khatimah dan curahan rahmat sebab wajah mulia pada tiap sa’at dan nafas sebanyak yang Engkau ketahui, dengan kerahmatanMu Dzat Yang Paling belas Kasih…Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Rafly, Danang dan Tita..mohon berikanlah kebahagiaan buat keluarga mereka dan ampuni dosa dosa kami ya Allah…
Jakarta 27 May 2009. Dimas
Ref : Shalawat Nariyah, Al-Quran (Qs-Shad).
If you enjoyed this post Subscribe to our feed
Waalaikum Salam Wr Wb,
Terimakasih untuk sahabat2ku atas support, bantuan dan perhatiannya selama ini, Allah pasti membalas kebaikan kalian. Anak saya sekarang masih di icu, mohon doanya supaya ada mukjijat dari Allah SWT untuk anak saya. Anak adalah titipan Allah, cepat lambat siapapun mahluk Allah SWT pasti akan kembali kepadanya termasuk anak saya. Saya pasrah dan ikhlas menghadapi cobaan ini.
Untuk yang belum pernah lihat anak saya, terlampir foto2 anak saya sewaktu dia masih dirumah.
Terimakasih
Wassalam,
Danang
From: Dimas Sugeng Rachmadi [mailto:dimas@gearindoprakarsa.co.id] Sent: Wednesday, May 27, 2009 10:16 AMTo: danang@gearindoprakarsa.co.id; 'Amiruddin'; 'Rina Trisnawati'; 'Citra Widayanti'; 'andri Budi Santoso'; 'Rustam Riyadi'; 'Jupriyatmoko'; 'Nurhasanah'; d.priatma@gearindoprakarsa.co.idSubject: Semoga Allah memberi yang terbaik buat Rafli, Danang, Tita dan keluarga.....
Assalamualaikum……
Entah ucapan “selamat ya” atau ucapan “yang tabah ya nang”…bibir ini terasa kelu, aliran darah makin kencang dan sekuat tenaga aku mencoba menahan tetesan air mata saat aku mendekati meja kamu yang tidak seberapa jauh dari meja kerjaku. Bagi ku si nang telah mampu menerjemahkan secara sempurna makna seorang anak dan hakikat seorang ayah…memberi dan terus memberi demi seberkas senyum di bibir putra pertamanya yang lahir 3 bulan yang lalu.
Wajah itu tetap bersinar, sibuk menerima telepon dan melakukan aktifitas sebagai engineer . Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa dia memendam suatu kekawatiran yang mendalam. Jika diluar sana beberapa orang sibuk menyelamatkan jiwa para pendaki gunung yang tersesat…bagi ku si nang telah menorehkan sejarah hiroiknya sendiri. Jika Wikipedia menuliskan secara detail teori tentang anak, maka si nang ini telah melakukan praktek kerja yang sesunguhnya, memecahkan barisan rumus dan formula kasih sayang, hukum kekekalan energi ikhlas dan statistical process sabar.
Saat matahari yang bersinar menjalankan tugas kosmiknya menarik satelit agar tetap di porosnya, bintang gemerlapan , dan bumi tempat manusia bersandar takut menerima amanah tugas, amanah kehendak, amanah pengetahuan personal, amanah usaha khusus dari gusti kang murbeng dumadi…sunguh luar biasa makhluk yang bernama manusia, manusia yang mampu mengemban amanah. dan menurut intrepetasiku salah satu amanah yang terbesar adalah anak. Karena kelak segala perbuatan anak kita adalah kontribusi kita…sikap dan perbuatan mereka adalah hasil goresan tinta dari bagaimana kita membesarkanya.
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” (72) sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (73) (Al-Ahzab / 33 : 72-73)
Jika menilik kisah para nabi, Iman kepada Allah SWT dan kecintaan yang luar biasa kepada anak anaknya juga menjadi ujian bagi nabi Ayub . Ujian yang mendatangkan ‘malapetaka’ dalam kehidupan Ayub, sampai ia kehilangan segala miliknya, termasuk meninggalnya kesepuluh anaknya . Selanjutnya, nabi Ayub jatuh sakit yang menyebabkan dia dijauhi oleh semua orang. Bahkan istrinya mencelanya. Para sahabatnya mengunjungi nabi Ayub, namun mereka bukannya memberi penghiburan, malah mereka menyalahkan Ayub . Dalam pergumulannya, Ayub tetap percaya kepada Allah SWT ,dalam kesengsaraannya, Ayub memeriksa batinnya, dan tidak menemukan kesalahan di dalamnya . Nabi Ayub bertanya kepada Allah SWT, namun yang ada hanya keheningan . Dalam kesedihannya, nabi Ayub kemudian berteriak, memberontak, sehingga akhirnya Allah SWT menjawab, bukan dengan penjelasan atau penghiburan, namun dengan pertanyaan kembali “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau memiliki pengertian .” Selanjutnya Allah SWT menjabarkan kebesaran kuasa-Nya dan keadilan-Nya yang telah menciptakan dan mengatur segala alam semesta. Dengan menyesal Ayub mencabut perkataannya dan setelah itu keadaan Ayub dipulihkan. Setelah lulus dari cobaan, Ayub dan istrinya kembali hidup normal. Mereka dikaruniai beberapa anak yang beriman. Salah satu putranya yang bernama Basyar terpilih meneruskan dakwah ayahnya. Dalam Al-Qur'an dua kali disebutkan nama Zulkifli yang diangkat menjadi nabi dan rasul. Itu tidak lain adalah Basyar sendiri. Cobaan beruntun itu rupanya tidak menggoyahkan keimanan Ayub. Ia begitu sabar. Dalam penderitaan itu, Ayub sering mengingat-Nya. Allah Swt. pun akhirnya mengabulkan doa permohonannya untuk kesembuhan.
Segala yang ada pada manusia adalah sementara, seperti bunga, berkembang dalam sesaat lalu layu....
Dari kisah Ayub ini terdapat pengajaran moral yang dapat diambil bahwa ada kalanya manusia menderita tanpa sebab, atau dikenal dengan “the suffering of the just“. Sehingga kematian kesepuluh anak Ayub tersebut bukan menjadi akibat dari dosa Ayub atau istrinya, atau anak-anaknya. Tuhan mengizinkan kemalangan itu terjadi untuk menguji iman Ayub, dan setelah Ayub bertahan dalam iman, dan menyesal dari segala perkataannya ‘mempertanyakan’ keadilan Tuhan, maka Tuhan mengembalikan dan memulihkan keadaan Ayub. Kisah Ayub sendiri menyatakan sifat-sifat keilahian Allah SWT, yaitu, keadilan, ke-Mahakuasa-an-Nya (God’s power and absolute control), kebijaksanaannya, dan juga belas kasihan-Nya yang memperhatikan penderitaan manusia dan kesediaan-Nya untuk mengampuni manusia yang bertobat. Manusia berkewajiban untuk menghindari segala bentuk kejahatan [meskipun dalam keadaan yang paling sulit sekalipun], dan manusia harus tunduk kepada Allah SWT dengan kerendahan hati menerima kehendak Allah, walaupun belum sepenuhnya dapat dimengerti. Dari kisah nabi Ayub ini, kita juga diajarkan untuk memberi perhatian kepada mereka yang lemah, sakit, yatim piatu, dsb.
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang dapat melepas beberapa kerepotan/ikatan, menghilangkan beberapa kesusahan, mendatangkan beberapa hajat, mendapatkan beberapa kesenangan, khusnul khatimah dan curahan rahmat sebab wajah mulia pada tiap sa’at dan nafas sebanyak yang Engkau ketahui, dengan kerahmatanMu Dzat Yang Paling belas Kasih…Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Rafly, Danang dan Tita..mohon berikanlah kebahagiaan buat keluarga mereka dan ampuni dosa dosa kami ya Allah…
Jakarta 27 May 2009. Dimas
Ref : Shalawat Nariyah, Al-Quran (Qs-Shad).